Jumat, 13 September 2013

Kumpulan Puisi Terbaru

KETULUSAN CINTA
Oleh MD

Cinta adalah suatu rasa
Rasa yang ada dalam hati
Cinta tak membutuhkan syarat
Karena rasa tak pernah bersayrat 

Cinta bukanlah tuntutan 
Untuk memaksakan suatu hal
Cinta bukanlah kehancuran
Dan cinta bukanlah benda

Tapi, cinta adalah ketulusan 
yang tak mampu terlukiskan
Hanya hati yang mampu merasakan 
Dan mata yang memancarkan 
Setitik Ketulusan Cinta di sudut Hati

LAYUNA KEMBANG KATRESNA
Oleh Ato Suharto

Kembang katresna, ligar na rasa.
Mapaes hate nyengitan taman kasmaran
Kiwari layu dijojo halodo.
Daunna murag katiup angin katiga

Kembang asih, kiwari ngan tinggal akar
Endah nu mapaes hate geus teu kataren
Kiwari tinggal kalahkay ninggang kahayang
Janji saati peunggas renggas ku lantaran

Hate moal bisa dipepende
Dibebenjo ku ligarna nu denok
Rasa katresna kuring lain pupulasan
Clik putih clak herang

Kuring moal ngarasula
Najan anjeun geus teu suka
Percaya kanu Maha Kawasa
Lamun jodo pastina moal kamana 

KETULUSAN KASIH SAYANG IBU
Oleh Astin Supriatin S.Pd

Pelukanmu
Doamu
Kasih sayangmu
sangatlah tulus

Senyumanmu
Kesabaranmu
Air matamu
Sangatlah tulus

Ibu,
Aku sadar
Saat masa kritis itu menghampiriku
Engkau memelukku dengan senyuman indahmu
Yang membuatku bangkit dan semangat untuk hidup

Ibu,
Maafkan aku
Selama hidupku ini
Hanya mampu memberatkan, mengecewakan, 
Dan membuatmu sedih

Ibu, 
Aku berjanji
Suatu hari nati
Aku akan membalas kasih sayang tulusmu

Ibu,
Kelak nanti air matamu akan berubah menjadi tawa
Sedihmu menjadi bahagia
Rapuhmu menjadi kekuatan


Ibu,
Aku akan selalu menyangimu
Mencintaimu
Membahagiakanmu hingga akhir waktu 

TUNAWISMA
Oleh Risma Hasria

Akulah tunawisma
berat mencari sesuap nasi
akulah tunawisma
bagai air dalam tenang
akulah tunawisma
seperti anak ayam kehilangan induknya

Oh Tuhan
ubahlah hidupku aku tak ingin terus seperti ini
oh Tuhan
bingbinglah aku agar tetap dijalanmu

Tuhan
bukan harta,bukan pangkat,bukan jabatan,bukan pula kursi yang menjadi tujuanku tapi cintamulah yang menjadi tujuanku

LORONG RINDU
Oleh Rilla Novita Y

Sang surya tlah beranjak dari peraduannya
Mulai bergegas tuk sinari jiwa-jiwa yang kelam
Dan jiwaku,
Sedikt pun tak terbiasi olenya

Aku,
Selalu ku tapaki lorong panjang
dimana setiap bunga kan mekar
bila terpapar sinar benderangnya
Dan aku, sedikitpun tak terketuk jiwaku

Aku mencari jiwa yang lain
bukan hanya biasan sinar terang
bukan hanya bayang-bayang cahaya
aku mencari dia,sandaran jiwa

Kini, jiwaku mati
Hanya hentakan kaki
yang dapat memanggilmu kembali
Aku mencari-cari
Mengukur senti demi senti lorong ini
Namun tetap saja sinarmu tak ku dapati

Bila ku putar kembali memoriku
Aku pernah berlari di lorong ini
dengan bermandikan sinar yang begitu indah
Aku pernah melompat dan aku ...
aku pernah dikelilingi sinar indah itu

Namun ntah kapan ia kembali
Ntah kapan kegelapan jiwa kan binasa
Hanya dapat ku menanti
Mencari-cari . .
Senti demi senti . . 

Kumpulan Cerpen (cerita pendek)

CERPEN HOROR
Clakk….clakkk…clakkkkkk…..

Tetesan dari kran yang tidak tertutup rapat itu semakin menerorku yang hingga tengah malam ini sukar untuk tertidur. Kulirik bulatan putih didinding yang terhalang remang-remang malam.

“Huff….. mana baru jam sebelas empat lima lagi,” bisikku pelan.

Entah sudah berapa kali aku membolak-balikan bantal usang yang hampir tidak tersentuh sabun selama aku pindah kekosan Bu Alina. Maklum aku adalah seorang siswi kelas tiga SMA yang merangkap menjadi pelayan disebuah restoran siap saji.

Sebelumnya aku tinggal dikosan Bu Dian, tapi karena terbelit hutang kanan kiri, ya dengan terpaksa aku kabur. Padahal malam itu Kak Danar, putra bungsu bu Dian bersikeras menghalangi kepergianku. Aku harus pergi dari pada tiap hari kena omel bu Dian, belum lagi cibiran pedas dari penghuni kos lain tentang hutangku yang belum aku bayar.

Berbekal uang tiga ratus ribu rupiah, hasil penjualan ponsel lamaku . Aku memberanikan diri untuk tinggal dikosan baru dengan menjanjikan upahku sebagai pelayan restoran.

“Akhir bulan nanti segera cair, bu.” bujukku kepada bu Alina saat dia menolak rencanaku tinggal di kossannya.

“Bukan karena kondisi keuanganmu dek Mayang, tapi memang kamar kos disini sudah penuh.” Sahutnya lembut.

Ya memang benar, aku lihat rumah besar yang terdiri dari lima kamar dilantai satu telah penuh sesak diisi oleh sembilan orang penghuni kos dan satu asisten pribadi Bu Alina.

Tapi dengan berbagai pertimbangan, akhirnya beliau menyerahkan kamar putri semata wayangnya yang tengah mengenyam pendidikan di Jepang kepadaku.

“Haduh betapa beruntungnya diriku ini.” Fikiriku sesaat setelah Bu Alina mengesahkan kamar kebanggaan putrinya kepadaku. Betapa tidak kamar ini begitu luas dan satu-satunya kamar yang memiliki toilet sendiri. Apalagi bu Alina dengan cuma-cuma meminjamkan kasur dan meja rias milik putrinya. Hanya saja dia dia tidak membolehkan aku menggunakan lemari besar dikamar itu, mungkin karena lemari itu telah diisi penuh oleh barang-barang milik putrinya.

Tapi untung saja dimeja rias menempel sebuah lemari kecil yang masih bisa aku gunakan untuk menyimpan pakaian ku, dan sebagian lagi bisa aku gantung di pegantungan di belakan pintu.

Kembali kulihat jam, kali ini tepat pukul dua belas malam dan aku aku masih terjaga. Tiba-tiba “Wwhuuuuussshh……..” sekebat angin kencang masuk kerongga kamarku, menyisakan sosok putih yang melambai-lambai didepanku. Seketika aku terkejut, “Sial aku hampir saja membiarkan jendela terbuka semalaman.” Gerutuku sambil menutup jendela dan membenarkan tirai putih yang tersapu angin.
Aku kembali merebahkan tubuh mungilku di kasur besar nan empuk ini. Pelan tapi pasti mata ini mulai menutup.

Byuuuuurrrrr…… Suara guyuran air mengagetkanku.

“Jam segini siapa yang mandi sih? Ganggu orang saja!” gerutuku kuesal

Otaku mulai berfikir waras “Tapi asal suaranya dari…….” Entah mengapa bibirku benar-banar tertahan. Kulirik pintu toilet, dan benar saja dari lubang kunci pintu toilet sesosok wanita berambut panjang tengah tertunduk kaku dibawah cipratan air shower.

“Apa mungkin dia putrinya bu Alin?” fikirku membuyarkan rasa takutku sendiri.

Tanpa berfikir panjang lagi, aku segera beranjak pergi. Namun, baru beberapa langkah menuju tempat tidur, suara tangisan memaksaku untuk kembali.

“Kkenapa Mbak? Mmbak ggak kenapa-napakan?” tanyaku sedikit gugup.

Dia tak kunjung menjawab pertanyaanku, malah tangisannya semakin menjadi.

“Hiks……hiks…… tolong aku hikksss….”

Suara tangisan itu menggema mendominasi kamarku. Aku benar-benar panik. Sekuat tenaga kucoba rubuhkan pintu berbahan plastik itu, dan hasilnya nihil. Tangisannya pelan-pelan meredup. Kulihat kembali dari lubang kunci, dan betapa kagetnya aku saat kulihat tubuh wanita misterius itu kini tak utuh lagi. Berdiri lesu sesosok tubuh tanpa kepala, lehernya dipenuhi daging yang berantakan. Dan cipratan darah segar menodai dinding-dinding toilet.

Tubuhku benar-benar terasa bergetar dan tak bisa mengatakan apa-apa. Saat ku alihkan mataku kearah lantai toilet, tergeletak sebuah kepala berambut panjang bersama sebilah gergaji di sampingnya. Aku semakin berguncang hebat, entah apa yang aku fikirkan saat itu. Rasanya aku ingin berlari ke kamar penghuni lain untuk meminta bantuan. Tapi aku sama sekali tak bisa bergerak, piyamaku terjepit engsel pintu.

“Haaaaaaaaa…… tolong!!!!!” aku berteriak sekencang-kencangnya. Dengan tergesa-gesa kugigit piyamaku. Dan Seeeeeetttt, bagian belakang piyamaku berhasil robek. Aku berlari sekencang-kencangnya memburu pintu keluar kamar.

Creek….creeeek…..

“Arrggght….. kenapa gak bisa dibuka? Aku semakin panik.

Segera ku ambil posisi kuda-kuda dan... Bruuukkkk…… tendanganku merobohkan sebilah pintu yang terbuat dari kayu.

Nafasku terasa sesak mencium bau anyir darah yang menusuk ke paru-paru. Tapi aku semakin menggila dan ketakutan saat kulihat pemandangan aneh dari balik pintu kamarku.

“Ttttoilet???” tanyaku bingung. Ternyata toilet yang sama, hanya saja yang membedakan tinggal kepala yang tergeletak dilantai.

Kepala berambut panjang itu pelan-pelan menoleh dan menyeringai kepadaku.

“Hyaaaaa…..!"
***

Creeeekkkkk

Seseorang membuka pintu kamarku, dia mnyeringai hangat dan mendekatiku.

“Rupanya kamu demam ya May?” sahut Bu Alina sambil menempelkan punduk tangannya di keningku.

“Syukurlah ternyata cuma mimpi,” bisiku pelan.

The End



CERPEN CINTA
Bicara tentang cinta, ya Boy dah biangnya. Si petualang cinta alias sang play boy ini akan mati-matian dan bila perlu sampe bersujud untuk merayu dan mendapatkan seorang cewek cantik. Sang play boy ini tidak akan pernah tahan bila sudah melihat cewek cantik melintas di depan matanya, seakan matanya tidak akan pernah berkedip untuk terus mengikuti langkah kaki sang cewek. Ya bila perlu sampe membuntuti dari belakang (emangnya mau nyopet, Boy?).

Singkat cerita Boy bakalan jungkir balik dah untuk mendapatkan sang cewek bila sudah naksir banget. Boy kagak perduli apakah nantinya itu cewek bakalan mau apa nggak? Apakah hubungannya nanti akan berlangsung lama atau nggak? Bagi Boy kudu mandapatkannya dulu, apapun caranya.

Lantaran cap play boy nya itu, si petualang cinta ini suka gonta ganti cewek (kayak baju aja Boy, digonta ganti). Tapi sayang dimata cewek-cewek di sekolahnya kartunya udah mati kagak bisa diperpanjang (kayak KTP aja ah). Sehingga sang play boy harus berpetuang di tempat lain, kecuali ada anak baru di sekolah ini yang kagak tahu dengan belangnya Boy.

Awal cerita neh. Pada suatu hari, Boy lagi ngebet banget sama Lila, adik kelasnya yang baru aja menjadi siswi di sekolahnya. Padahal saat itu, Boy sudah memiliki gandengan (kayak truk aja pake gandengan segala), si Ivon anak SMU 2.

”Jek, gua naksir banget nih ame anak baru,” kata Boy curhat dengan sobatnya Jaka yang biasa dipanggil Jek.

”Ah! Elo kagak boleh melihat barang baru apalagi yang cantik-cantik dan mulus-mulus,” jawab Jek. ”Tuh! Ada yang mulus, kenapa kagak lo embat aja sekalian?” lanjut Jek sambil tertawa menunjuk ke arah Pak Didin, guru Fisika yang jidatnya emang rada botak licin.

”Bercanda lu ah! Gua serius nih,” gerutu Boy.

Untuk cewek-cewek baru angkatan Lila, memang Lila bidadarinya. Orangnya cantik, putih dan tinggi lagi, perfect dah pokoknya. Tapi sepertinya bila dilihat, kayaknya Lila terlalu tangguh, lincah dan pinter untuk ditaklukan oleh sang play boy. Hati-hati Boy! Ini bakalan jadi batu sandungan buat lo. Lila juga terbilang cukup menonjol dan heboh diantara temen-temennya. Apalagi kalau sudah ngumpul maka suaranya akan lebih menonjol dan kedengeran kemana-mana.

Tapi dasar udah bergelar master play boy, akhirnya sang petualang berhasil juga dengan perjuangannya yang mati-matian dan bisa dibilang jungkir balik, rada susah banget memang untuk mendapatkan Lila. Akhirnya Sang play Boy berhasil meruntuhkan tembok hati Lila, runtuh oleh rayuan maut sang play boy yang memang sudah terkenal itu.

Ups! Tapi tunggu dulu sobat. Tadinya memang Lila belum tahu dengan Boy, tapi karena ia sudah lama temenan dengan Ivon, sehingga ia akhirnya tahu juga siapa Boy. Boy nggak tahu dengan situasi itu, ya karena asal seruduk aja kagak diselidiki dulu, siapa cewek yang bakal diseruduk (yah, itu tadi kelemahan si Boy maen seruduk aja. Kambing kali ya?) sorry Boy!.

Rupanya Sob, sang play boy sudah terperangkap dalam jeratan permainan cintanya sendiri. Boy terperangkap ke dalam skenario sandiwara cinta yang sudah dibuat oleh Lila. Lila memang menerima cintanya Boy, tapi ada maksud dan tujuannya. Itu bukan berarti ia mau berkhianat dengan temennya sendiri, Ivon. Karena skenario itu sudah ia beritahu sebelumnya kepada Ivon.

Lila yang cantik, lincah dan pintar ini, rupanya hanya ingin memberi pelajaran ekstra kurikuler kepada sang play boy. Dia tidak ingin kecantikannya dimanfaatkan hanya untuk dipermainkan, termasuk Ivon yang telah menjadi korbannya.

Walau terbilang anak baru, Lila termasuk cepat menyesuaikan keadaan dan peka dengan situasi perkembangan yang ada di sekolahnya, demikian juga dengan watak dan perilaku Boy yang sebaliknya akan menjadi korbannya. Ya, lantaran karena dia cukup gaul, sehingga sangat cepat mendapat kabar baru atau gosip-gosip dari teman-temannya.

Tapi secara naluriah wanita, mata hatinya tak bisa memungkiri, jika Boy terbilang cakep sehingga layak menjadi play boy. Wajar kalau Ivon pun jatuh cinta kepada Boy waktu itu. Cuma sayang kegantengan yang dimilkinya hanya untuk merayu dan berpetualang guna mendapatkan cewek-cewek cantik yang ia sukai. Boy lupa diri sehingga ia tidak tahu bahwa kaum cewek juga harus dan wajib dihargai dan disayangi, bukan untuk dipermainkan.

”La, elo kok mau aja menerima cintanya Boy. Nekat lu!” kata Mery merasa khawatir dan prihatin sama Lila. Wajar Mery khawatir, karena ia takut temannya yang cantik ini hanya akan menjadi boneka mainan, korban keserakahan cinta sang play boy.

”Terima kasih ya, Mer kamu telah mengingatkan dan menasehati aku. Aku tahu kamu khawatir kalau aku akan menjadi korban cintanya Boy. Tapi kamu tidak usah takut dan khawatir, aku sudah tahu kok siapa Boy sebenarnya. Aku menerima dia, bukan lantaran kegantengannya atau rayuan gombal murahannya. Lantas aku dengan begitu murahannya jatuh ke dalam pelukan Boy. Caranya dan rayuannya udah kuno terlalu konvensional, mudah ditebak, sayang,” kata Lila meyakinkan sobatnya Mery.

”Syukurlah kalau kamu sudah tahu siapa dia. Aku berdo’a moga kamu tidak terjebak dalam permainan cintanya Boy,” kata Mery lagi.

”Iya aku mengerti Sob. Tapi percayalah, sebenarnya skenario ini aku jalani ada maksud dan tujuannya, Mer. Tapi bukan berarti aku juga mau mempermainkan orang atau mau balas dendam sama cowok yang seperti ini, seperti yang pernah aku alami sebelumnya (ooo ...pernah mengalami bro). Gua hanya ingin dia bisa membuka mata dan hatinya, agar dia juga bisa menghargai kita sebagai kaum wanita yang secara fisik lemah dan butuh perlindungan. Kita bukan boneka yang hanya bisa dipermainkan untuk menjadi eksperimen cintanya kaum laki-laki.” Lanjut Lila.

”Baguslah kalau kamu punya pemikiran dan prinsip yang begitu luar biasa untuk memperjuangkan dan mempertahankan harga diri wanita,” kata Mery senang.

”Gua yakin, dia tidak akan bisa berbuat banyak dan macam-macam sama gua. Justru dia akan terperangkap sendiri dalam permainnan ini. Biar kelak dia tahu rasa, bagaimana rasanya kalau dipermainkan. Kuharap satu saat kelak dia nyadar telah menyakiti hati cewek-cewek yang telah menjadi korbannya.”

Bener. Dalam tiga bulan hubungan Lila dengan Boy, apa yang dikhawatirkan oleh Mery, benar-benar terjadi. Rupanya diam-diam Boy sedang menjalin hubungan dengan Kania, tetangga barunya Jek. Tapi bagi Lila itu bukanlah sebuah berita menakutkan, ibarat kesambar petir disiang bolong. Baginya itu bukan sebuah kejutan atau petaka baginya yang harus disesali dan yang ditakutkan oleh semua cewek. Apa yang akan terjadi kedepan semua sudah jauh ada dalam pikirannya. Itu pasti akan terjadi cuma menunggu waktu. Dalam pikirannya justru itu adalah awal petaka bagi Boy dan tentunya akan menambah serunya rencana permainan yang akan dibuat oleh Lila.

Ingat Boy! Ada pepatah mengatakan sepintar-pintar tupai melompat pasti akan jatuh juga, dan sepandai-pandai orang menyimpan kebusukan pasti akan tercium juga. Hukum karma pasti akan ada, Boy.

Elo bukan play boy, Boy. Elo lebih tepat dibilang bajing yang bajingan. Tunggu tanggal mainnya, lo. Semua akan berakhir, Boy. Gua akan beraksi, yang akan bikin lo bertekuk lutut di kaki gua, bisik Lila dalam hati.

Boy yang piawai dengan rayuannya dan ditambah dengan akting sempurna, bolehlah dibilang jagonya. Kata-katanya begitu manis dan santun dengan rayuannya akan membuat siapapun terkena tipu dayanya. Ditambah lagi dengan kepandaiannya mengatur strategi jitu dalam mengatur jadwal ngapel ke rumah pacar-pacarnya. Biar nggak dicurigai, ia selalu bilang kepada cewek-ceweknya, kalau ia ngapel nggak tergantung hanya pada malam minggu (kalau ngapelnya malam Jum’at, yasinan aja sekalian, Boy. He...he..he). Tetapi strategi seperti itu sudah duluan terbaca oleh Lila. (lagi-lagi terlalu konvensional, coy). Basi tau nggak! Sehingga Lila pun kagak terlalu mikirin banget tu anak mau ngapel atau kagak, termasuk pada malam minggu.

Melihat pertualangan sang play boy sudah over pede dan semakin menggila, karena denger-denger lagi, dia baru aja mau mendekati seorang cewek. Gila nggak tuh! Padahal ia belum lama menggaet si Lila (Gila bro! Lo doyan cewek apa lagi nuntut ilmu, Boy. Harus sampe berapa sih, cewek yang harus lo dapet, biar ilmu lo sempurna?).

Akhirnya Lila pun mulai mengatur rencana dan strategi pula buat ngerjain Boy. Seminggu sebelum menjalankan rencananya, Lila segera menghubungi Ivon. Sementara karena si Kania belum ia kenal, kemudian ia dan Ivon pun berusaha mencari dan menemui Kania. Setelah Lila dan Ivon menceritakan semua rencanya kepada Kania, mereka pun sepakat dan menjadi akrab sehingga mereka pun bersatu untuk menumpas kejahatan (kayak di sinetron silat aja).

Beberapa hari menjelang hari eksekusi terhadap Boy, ketiga bidadari itu pun sering berkumpul di rumah Lila dan berbagi cerita termasuk strategi nantinya. Merekapun akhirnya mempunyai tujuan yang sama yaitu membikin kapok dan mempermalukan si Boy, yang emang nggak punya rasa malu.

Sabtu, sehari sebelum rencana Lila dan temen-temennya dilaksanakan, mereka bertiga sengaja ngumpul di rumah Lila, karena hari itu rencananya Boy akan datang ke rumah Lila.

”Sebentar lagi Boy akan datang. Ntar kalian berdua ngumpet aja dulu di kamarku sambil nguping,” kata Lila mengatur strategi awal.

”Siplah!” jawab Kania.

”Terus langkah selanjutnya gimanah nih?” tanya Ivon pula.

”Nanti biarkan kita berdua seolah-olah enjoy dulu, ntar tugas kamu Von teleponin si Boy. Biar dia gelisah kita kerjain. Tapi ingat ini baru sebahagian dari rencana kita yang sebenarnya, karena rencana besar itu besok baru kita tumpahkan,” kata Lila ngejelasin.

”Oke kalau begitu,” kata Ivon sambil mengangguk dan bersemangat.

Tak beberapa lama setelah mereka bertiga ngerumpi, akhirnya Boy pun datang walaupun agak terlambat dari waktu yang telah dijanjikannya kepada Lila. Tapi itu semua tidak berarti bagi Lila, dan masa bodoh ah! baginya.

”Dasar jam karet,” bentak Lila pura-pura menggerutu seolah perhatian.

”Sorry deh telat dikit,” jawab Boy seolah tanpa dosa dan pede banget. ”Oya, gimana kalau kita keluar aja?” ajak Boy guna mengalihkah agar Lila nggak marah.

”Emangnya mau kemana?” tanya Lila asal.

”Terserah kemana, yang penting kita keluar aja,” kata Boy.

”Gua lagi males nih. Gua pingin di rumah aja,” jawab Lila penuh sandiwara. Sementara apa yang berputar dalam otak Lila, mampus ntar lo, nayawamu tinggal sedikit lagi, Boy.

Ketika Boy mau bicara lagi, tiba-tiba aja Hpnya berdering. Sementara dari raut wajahnya terlihat salah tingkah dan gugup banget, karena ternyata yang menghubunginya adalah Ivon. Gawat! Mati gue! pikirnya. Lila yang sudah tahu sebelumnya ambil gaya berpura-pura cuek dan nggak peduli banget, karena ia sudah tahu kalau itu dari Ivon.

”Bentar La,” kata Boy sambil meninggalkan Lila dari ruang tamu dengan penuh gundah menuju teras rumah, karena ia takut pembicaraannya didengar Lila. Padahal bagi Lila itu nggak penting banget.

”Halo Boy! Elo lagi dimana? Kok nggak jadi ke rumah kemaren?” tanya Ivon iseng seolah-olah ia berharap banget. Padahal ia hanya ingin menguji kejujuran Boy aja, walaupun sebenarnya dia sudah tahu apa jawabannya.

Ya nggak mungkin akan jujur orang seperti ini, abis emang sudah dari sononya nggak pernah jujur. Janjian mau ketemu dengan Ivon aja bisa batal. Ntah keduluan janjian dengan siapa saat itu sehingga nggak jadi ke rumah Ivon.

”Sorry ya, kemaren gua lupa. Gua sekarang lagi di rumah Jek,” jawabnya berbohong. Sementara matanya terus mengamati Lila di dalam rumah, karena khawatir kalau Lila nanti bisa mendengar pembicaraanya dengan Ivon. Bisa kiamat pikirnya.

Lo nggak perlu khawatir Boy, walau Lila nggak dengar, Lila nggak bakalan percaya sama elo. Jujur aja orang sudah kagak percaya sama elo, apalagi kalau elo berbohong.

Tapi sayang, rupanya suara Boy terdengar juga dengan Lila. ”Busyet! Sialan! Emang dasar buaya darat kampungan,” kata Lila ngomel sendiri dari dalam rumah. ”Elo lebih mentingin si Jek daripada kita-kita,” lanjut Lila lagi yang emang udah geram banget sama Boy.

”Elo lebih mentingin Jek daripada gua,” jawab Ivon pula dengan asal.

”Bukan begitu, sayang. Kemaren gua lupa ngasih tahu ke elo, kalau kemaren di rumah Jek lagi ada selamatan,” jawab Boy dengan penuh gombal kampungan. Sorry Jek, elo jadi tempat berlindung gua, bisik hati Boy.

Sayang kentut lo! bisik hati Ivon.

”Ya udah kalau begitu, sampe ketemu,” kata Ivon menutup pembicaraan.

Tak beberapa lama kemudian, dengan penuh salah tingkah si Boy pun kembali masuk ke dalam menemui Lila.

”Dari siapa sih?” kata Lila iseng pura-pura bertanya.

Kontan aja, mendengar pertanyaan Lila itu Boy terlihat serba salah dan salah tingkah, ia galau dan gelisah dengan wajah penuh dusta. Mampus dah!

”Dari Jek,” jawabnya santai.

Elo gak tahu kalau gua sudah tahu semua kebohonganmu. Dasar bajingan kampung, kata Lila ngedumel dalam hati. Lila pun kemudian diam seolah-olah percaya aja dengan jawaban Boy barusan. Baginya yang penting tujuan untuk mengerjain Boy harus lebih penting.

Boy yang emang sudah galau dan gelisah merasakan suasana sudah tidak nyaman, padahal nuansa di rumah Lila lagi nyaman dan adem. Akhirnya Boy pun terasa nggak betah dan pulang lebih cepat diluar dugaan Lila.

Keesokan harinya, yang merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh Lila, Ivon dan Kania untuk menghabisi dan menghentikan pertualangan sang play boy, Boy. Cukup sampe disini Boy, kata mereka bertiga.

Hari ini merupakan giliran Kania janjian ketemu dengan Boy. Mereka berdua sepakat ketemuan di kafe tempat pertama kali mereka bertemu, tempat pertama kali Kania menjadi korban rayuan gombalannya Boy. Boy benar-benar nggak nyadar kalau semuanya ini sudah diatur. Boy pun nggak nyadar kalau ia sudah masuk dalam sebuah perangkap skenario besar dari korban-korbannya sendiri.

Lila dan Ivon terlihat sedikit gelisah dan sudah tidak sabar menunggu kehadiran Boy. Mereka memang sudah pada duluan hadir di tempat itu dan berada di tempat yang tidak bisa dilihat oleh Boy.

Tepat pukul 20.00 wib, akhirnya Boy yang ditunggu-tunggu pun tiba langsung menghampiri Kania. Kania pun lantas berdiri dari duduknya menyambut kedatangan Boy.

”Sudah lama nunggunya?’” tanya Boy kepada Kania.

Basa basi doang lo! Bisik Kania dalam hati. ”Nggak, barusan aja aku disini,” balas kania juga dengan basa basi.

Lebih kurang tiga puluh menit sudah, Boy dan Kania berada di kafe ini sambil menikmati makanan yang mereka pesan, namun tiba-tiba aja Hp Boy berbunyi lantaran dihubungi oleh Ivon.

”Halo, met malam, Von,” kata Boy kalem membuka pembicaraan sambil menjauh dari Kania.

”Ya, malem,” jawab Ivon. ”Elo lagi dimana sih?” lanjut Ivon iseng bertanya.

”Gua lagi di rumah,” jawab Boy spontan.

Benar-benar bangsat, lo! Udah basi, telat lo ngelesnya! Bisik Ivon dalam hati. ”Kesini dong, gua lagi bete nih,” rayu Ivon sambil mencuil lengan Lila.

”Gua lagi capek banget, lagi males mau keluar. Sorry ya!” kata Boy pede dengan kebohongannya.

”Ya udah kalau begitu, nggak papa,” balas Ivon.

Setelah kontaknya diputus, Ivon dan Lila pun nggak bisa menahan tawanya sambil menutup mulutnya dengan tangan agar tidak didengar oleh Boy.

”Rasain lo, sebentar lagi dengan pembalasan kita. Waktu untuk pembinasaan lo tinggal menghitung detik doang, Boy,” kata Ivon bicara pelan dengan Lila.

Lila dan Ivon sudah benar-benar nggak sabaran untuk menghabisi Boy. Nasib baik lagi nggak berpihak, hukum karma sepertinya segera berlaku buat Boy. Sementara Kania sudah gelisah menunggu kehadiran kedua temennya untuk beraksi menjalankan skenarionya. Mereka bertiga memang sudah nggak sabaran mengacak-acak mukanya Boy dan menyiramkan jus mengkudu busuk kesekujur tubuh Boy, yang memang sudah mereka persiapkan dari rumah.

Malam itu merupakan malam yang naas dan apes bagi Boy. Dia harus mempertanggujawabkan atas semua perbuatannya terhadap ketiga cewek ini. Skenario yang diatur oleh Lila berjalan mulus. Boy yang lagi asik, tiba-tiba aja menjadi kaget nggak karuan melihat kehadiran korban-korbannya, Lila dan Ivon tiba-tiba datang secara bersamaan. Boy hanya terpaku diam menunggu eksekusi. Tapi dasar play boy tengik, dia berusaha terlihat santai, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Padahal dalam hatinya berkecamuk nggak karuan dan jantungnya berdebar kencang. Mampus dah gua! Pikirnya.

”Dasar bajingan! Buaye lu! Jadi ini kerja lo selama ini?” kata Ivon berang banget.

Lila yang nggak bicara, nggak tinggal diam. Lila lalu dengan semangatnya menyiramkan jus mengkudu tadi ke tubuh Boy. Pyuuuuur basah. Duh! Bau banget. Mampus deh lo, Boy!

Kania dan Ivon pun terus mencaci maki Boy habis-habisan. Lila yang sudah geram banget, akhirnya nggak tahan juga menahan emosinya, lalu dengan spontan menggampar muka Boy. Plaaaaaak, Boy tidak mengelak dan hanya diam.

Boy yang seperti maling ketangkap basah nggak bisa berkutik dan hanya diam dan pasrah tanpa perlawanan apa-apa dengan perlakuan ketiga cewek tadi. Mau bicara pun sudah nggak sanggup lagi. Mau ngeles pun sudah nggak bisa lagi. Ia seperti orang yang sudah kehilangan akal. Ia malu banget karena belangnya selama ini sudah ketahuan.

Dengan peristiwa itu membuat semua tamu di kafe pun tertuju kepada mereka berempat dan membuat membuat pengunjung heboh dan tertawa sambil bertepuk tangan melihat seorang cowok yang sudah basah kuyup menjadi bulan-bulanan tiga orang cewek. Rasain deh, Boy!

”Cukup sudah pertualangan cinta lo sama kita, Boy,” kata Lila sambil berlalu meninggalkan Boy berdiri sendirian.

Lila, Ivon dan Kania akhirnya pergi meninggalkan Boy sendiri. Boy pun akhirnya dengan perasaan malu banget pulang meninggalkan kafe yang menjadi neraka buatnya malam itu. Mimpi apa gua semalam, bisik hatinya seperti nggak percaya dengan apa yang telah terjadi.

Selama diperjalanan, mereka bertiga melepas tawa sejadi-jadinya di dalam mobil sedan yang dikendarai oleh Lila. Mereka pun merasa puas setelah sukses mengerjai Boy.

Makanya Boy, jadi orang jangan sombong banget dengan kegantenganmu, sehingga membuatmu lupa akan daratan. Kalau elo masih nggak nyadar juga, maka tunggu aja sebuah hukum karma yang mungkin lebih besar dari malam ini akan menghampirimu lagi. Percaya deh! Tuhan Maha Pengampun, kembalilah ke jalan yang benar, Boy. Insyaallah.

TAMAT

CERPEN SEDIH

Aku masih terpaku pada deretan bunga sepatu di hadapanku. Bunga yang telah terkatup layu seiring dengan telah lamanya aku menanti seorang pria yang mengajakku kencan di taman ini. Tiga puluh menit dari jadwal janjian, terasa tak jadi masalah saat dari kejauhan terdengar seseorang memanggilku. Namun saat kupalingkan wajahku, aku kecewa bukan main ternyata hanya kegaduhan orang-orang disebrang jalan.

Kembali aku fokuskan perhatianku pada rangkaian bunga dihadapanku. Sesekali kulirik wajahku pada kaca mungil yang sengaja kubawa. Aku harus memastikan saat Dannis datang aku bisa terlihat lebih cantik. Soalnya dia adalah laki-laki pertama yang aku persilahkan untuk mengajak diriku berkencan, ya walau hanya di taman kota saja. Dannis adalah teman sekelasku yang dua tahun terakhir ini aku idam-idamkan tembakannya. Padahal sebelumnya waktu menginjak kelas satu SMA aku sangat tidak akur dengan cowok tengil itu. 

Tapi karena suatu moment saat aku cidera diperlombaan basket antar sekolah, dia dengan gagahnya membopong tubuhku. Dari kejadian itulah aku mulai mengalihkan fikiran jelekku kepadanya. Dari yang tadinya evil yang paling dihindari, kini jadi sosok pangeran penolong yang dinantikan kehadirannya.

Jarum jam telah menunjuk angka sembilan.

“Oh Dannis, setega itukah kamu? udah dua jam Nis hikss…..,” aku tejatuh dalam tangis. Anganku telah hancur lebur karena sebuah janji yang tidak ditepati.

Padahal masih hangat di memoriku, tadi siang saat jam istirahat aku mendapati sepucuk surat beramplop merah jambu terselip di mejaku. 

Hi Asmi…..

Malam ini aku haraf kita bisa ketemu….
Ada beberapa hal yang perlu aku sampein ke loe Mi….
Gw.. Eh aku ssssstunggu kamu jam tujuh di taman kota yaa….

-Dannis-

Ku ulang kembali hingga tiga kali, aku baca dengan super apik, terutama dibagian pengirim.

“Oh Tuhan, Dannis?” suasana bahagia bercampur haru menyelimuti hatiku.

Nuansa kelas menjadi indah dipenuhi bunga warna-warni. Hingga seseorang menepuk pundakku. Dan suasana kembali berubah menjadi kelas dua belas saat jam istirahat. Sepi, dan terkapar tak berdaya buku-buku yang dilempar majikannya.

“Asmi….”

“Ehhh….. Via, kenapa Vi?
“Loe yang kenapa? Dari tadi Gw intip dari jendela Loe senyum-senyum sendiri….”

Aku disuguhi pertanyaan yang membuat aku kikuk sendiri. Aku tidak bisa membayangkan seberapa merah wajahkun saat itu. Yang pasti saat itu aku benar-benar tertunduk.

“Eng….ngak ko Vi, aku gak kenapa-napa”, sahutku gugup.

“Ya udah Gw mau ke kantin aja, mau ikut gak Mi?”

“Oh gak, maksih aku gak laper.”

Aku segera membalikkan tubuhku, memburu kursi dipojokan kelas. Namun baru beberapa langkah, hartaku yang paling berharga disabet oleh orang dibelakangku.

“ehhhh..”

“Haaa… ternyata ini toh yang bikin Loe jadi gak laper? Hahhahah…”

“Via kembaliin!” ku rebut kembali kertas berharga itu.

“Yah Loe ini Mi, sekalipun Gw gak baca tapi Gw udah tahu isinya apaan.”

“So tahu kamu!”

“Ya Gw tahu, itu surat dari Dannis kan? Dia ngajak kencan? Soalnya nanti malam dia mau……” omongan Via tertahan dengan kedatangan seseorang yang dari tadi dibicarakan.

“Dannis…..” sahut ku dan Via kaget.

“Aduh hampir saja” bisik Via pelan.

“Kenpa Vi?” tanyaku penasaran.

“Ohh enggak! Gw kayaknya ngedadak gak mau kekantin deh!”

“Lantas loe mau kemana Vi?” tanyaku semakin heran.

“Ke WC ya Vi? ya udah sana!” tangkas Dannis plus kedipan kecil dimata kirinya.

“Oh ya bener, hhehhe” 

Via telah berlalu, sekarang tinggal aku dan Dannis.

“Gimana?” Tanya Dannis.

“Gimana apanya Nis?”

“Tuu…” tunjuknya ke arah kertas dijemariku.

“Oh oke deh aku mau”

“Ya udah Gw cabut dulu ya!” sahutnya salah tingkah.

“Oh ya…” aku tak kalah salting.

Perlahan Dannis meninggalkan kelas, namun sebelum dia benar-benar pergi dia memanggilku.

“Hmmm…. Vi jangan ampe telat ya!”

“Ok sipp!”

“Awas loh”

“Iya bawel”
***

Dengan berurai air mata dan kecewa, aku putuskan untuk pulang kerumah. Sesampainya dirumah aku semakin kacau dengan disuguhi omelan Bunda, yang malah bikin hatiku semakin hancur saja. Beribu pertanyaan Bunda menghujani aku.

“Dari tadi kamu kemana saja?”

Aku hanya terdiam kaku tanpa menjawab pertanyaan Bunda.

“Jawab!” kali ini nada suara Bunda meninggi,

”Kamu tahu? anak perawan gak baik keluyuran jam segini!” sambung Bunda.

Aku masih tak memberikan respon apa-apa.

Plakkk 

Sebuah tamparan menggores pipiku, “Oh Tuhan sakit sekali” bisikku dalam hati.

“Bunda jahat!” aku segera masuk kekamar, kututup rapat pintu kamarku.

Malam ini sungguh menjadi malam yang paling berat untukku. Ini adalah kali pertama Bunda menampar dan memarahiku. Belum lagi dengan perasaanku yang masih kecewa karena kencan pertamaku gagal, karena Dannis tak hadir diundangannya sendiri.

“Oh Tuhan, semalang itukah nasib ku?”

Aku kembali terhanyut dalam tangis, hingga akhirnya aku tertidur pulas.
***

Pagi-pagi sekali aku sudah bersiap-siap untuk pergi kesekolah. Fikirku sudah matang, sesampainya disekolah akan ku beri tamparan mereka berdua.

“Via sama Dannis itu dari mulai sekarang bukan temanku lagi, teman macam apa mereka? Berani ngerjain aku ampe separah itu!” gerutuku kesal

Kakiku masih mengayuh, menyusuri pinggiran jalan kota yang ramai. Namun saat aku melewati Taman Kota kakiku serasa tertahan, aku mengingat peristiwa tadi malam.

“Cuihh….. aku bakalan balas semua rasa sakitku tadi malam!” aku kembali bergerutu kesal.

Aku samakin kesal saat aku menyadari banyak kelopak bunga mawar berantakan diruas jalan.

“Apa-apaan nih, mereka kira aku lagi jatuh cinta apa?” dunia pun seakan menertawakan rasa sakitku dengan menabur bunga di jalanan yang aku lewati ini.

Aku berlari kencang meninggalkan keanehan yang membuat aku semakin gila. Tak membutuhkan waktu yang lama aku telah sampai disekolah.

Hal pertama yang aku lakukan adalah mencari dua orang biadab itu. Tiga puluh menit telah berlalu, aku sudah mengubek-ubek isi sekolah tapi hasilnya nihil, keduanya hilang bak ditelan bayang. Hingga bell masuk pun tiba, tapi keduanya tak kunjung masuk kelas. Sampai pelajaran dimulai, baru sepuluh menit seseorang mengetuk pintu kelas. Aku terperajat kaget “Aku haraf itu Dannis atau Via”. Tapi ternyata bukan, dia adalah Bu Jen, wali kelas kami.

“Pagi anak-anak”

“Pagi Bu……” jawab murid hamper serempak.

“Pagi ini ibu dengan berat hati akan mengabarkan kabar duka kepada kalian”. Semua anak kelas dua belas terlihat tenang mendengar penjelasan Bu Jen.

“Salah satu teman kita, Dannis. Semalam mendapat musibah, dia mengalami kecelakaan yang cukup parah, hingga nyawanya tidak dapat tertolong”. Suara Bu Jen semakin melemah.

Suasana berubah menjadi pilu, tangisan mulai tumpah ruah dimana-mana. Aku sendiri terpasung dalam diam, jantungku berdegup dalam kisah sedih yang tak tertahankan.

“Dannissssss!!!!!” 

Aku berteriak sekencang-kencangnya, aku berlari dan terus berlari. Hingga akhirnya aku telah bertepi di ruas jalan di dekat Taman, dimana aspal dipenuhi kelopak bunga yang telah layu diinjak pengguna jalan. 

“Oh Tuhan ternyata kelopak bunga ini dipenuhi cipratan darah”

Diri ini semakin berguncang hebat, saat aku temui secarik kertas.


Dear……
Asmi (Calon Kekasihku)
From : Dannis

Kertas kotor bernoda darah itu aku peluk sekuat-kuatnya.

“Dannis…..Hiks” kepala ini semakin tak tertahan, dan akhirnya aku terkapar dalam ketidaksadaran.
***

Mata ini pelan-pelan mulai menatap jelas orang-orang disekelilingku. Ku lihat dengan pasti wajah Bunda dan Via penuh dengan kehawatir dan penasaran.

“Asmi kayaknya udah sadar Tant”

“Iya”

“Aku kenapa Bund?” tanyaku dengan nada berat.

Bunda dan Via menatapku pilu. Aku mulai mengingat deretan kejadian sebelum aku terkapar dalam tempat tidur ini, 

“Dann….” Ucapanku terhenti karena sentuhan telunjuk Bunda di bibirku. Bunda menganggukkan kepalanya petanda mengiyakan setiap halus ucapanku, 

“Iya, kamu yang sabar ya nak”

Lagi-lagi aku terpaku dalam diam, hanya linangan air mata yang mengalir deras dipipiku. 
Via memeluku erat,

“Maafin Gw ya Mi, Hiks… Gw tahu, Gw gx mampu jaga Dannis buat Loe.”

“Hiks…… Dannis” 
***

Satu minggu sudah aku mengurung diri dikamar, tanpa bicara dan tak ingin brtemu siapa-siapa.

Tukk tukkkk…..

Seseorang mengetuk pintu kamarku

“Asmi , nih ada Nak Via pengen ketemu kamu.”

“Pergi Kamu!!” bentakku kasar, dan lemparan bantal tepat mendarat diwajah Via saat Bunda membuka pintu kamarku.

“Mi ini Gw, Via”

“Pergi kamu!!! Kamu yang udah bikin Dannis meninggal!!!”

“Ya Gw Mi, Gw yang udah nagsih buku Diary loe itu ke Dannis, yang membuat Dannis sadar tentang semua perasaan Loe ke dia. Tapi asal Loe tahu Diary Loe itu juga yang bikin Dannis sadar kalo cintanya gak bertepuk sebelah tangan!”

“Jadi Dannis……..” ucapanku terhenti, perlahan aku mendekati wajah Via yang basah karena air mata, “Bohong!” bentakku bringas.

“Gak Mi!”

“Alah itu akal-akalan kamu aja, biar aku enggak ngerasa terhianati” sahutku sinis.

“Gak Mi, Loe gak sadar waktu malam itu Dannis terlambat tiga puluh menit, dia terus manggin-manggil Loe, tapi Loe gak denger,” ucapannya terhenti, sesaat Via mengambil nafas panjang “Loe malah sibuk sama riasan Loe itu, sampai akhirnya dia tertabrak karena lari kearah Loe!”

“Bohong!”

“Tidak! Gw liat dngan mata kepala Gw sendiri, Gw yang anter Dannis ke Taman karena dia kelamaan milih bunga di toko bunga nyokap Gw.”

“Dannis….Jadi”

“Jadi gak ada yang terhianati disini, Dannis bener-bener cinta sama Loe Mi! Pliese Loe jalani hidup Loe lagi, buat Dannis Mi!”

“Hiks…….” 

Aku menangis sejadi-jadinya, tapi itu akan menjadi tangisan terakhirku. Karena aku telah berjanji untuk menjalani kehidupan ini dengan sebaik mungkin. Karena aku mencintai Dannis, laki-laki yang mencintai aku.
***
The End



Kumpulan Status Fb Lucu dan Gokil Terbaru


Kumpulan Status Fb Lucu

Apa saja sakit anda.Obatnya,tetap baygon.Sakit sembuh,nyawa melayang.

A:aduh min kok aku kelihatan tua ya ?
B:liat deh kulit becky 30an menjelang 40..
A:gua nanya keadaan kulit gua,bukan becky bego !

kalau binatang punya fb kira" statusnya apa ya ?
Babi : anjrit gua di fitnah nyebarin flu ! Sialan !
Sapi : aku diraba-raba lg sama majikanku !
Ayam : kalau besok gua gak update , berarti gua udah digoreng ,i love you all . .
Kambing : woy sekarang jngan pada keluar lg idul adha . Nanti bisa dimutilasi !

Tips mengatasi pacar yang cerewet :
1 ) Pegang tangannya
2 ) Lihat matanya dalam-dalam...
3 ) ...Kecup keningnya
4 ) Dan bisikkan di telinganya :
" GUA SOBEK-SOBEK BIBIRMU.."

Teletubies The Movie
Rating:20+
Genre:Horror

CLBK = Cebok Lama Bersih Kaga

Jadi pengen jalan2 ke BROTHER LAND (tanah abang)..

please deh, kalo mau coment atu ngelike sttus w ANTRE donk,, jangan berebut gtu, kasian dibawah ane ni.. statusnya sepi banget ga ada yang ngelike atau coment"

kalo Up Date status itu ga usah panjang2,yang singkat, padat, jelas dan berisi , kaya status gue ini ni.. singkat kan 

"Untuk istriku di masa depan yang entah siapa, kalo lagi pacaran sekarang, buruan putus yah!!
Love, Papa "

Definisi kebodohan adalah minum ES ..ditiupin.

Keluhan ibu rumah tangga : pagi nyuci kain, siang angkat kain, sore jemur kain, malem gak pake kain

Cintailah pacar kamu, sebelum aku mencintainya

tahukah anda kalau RSSSSSSS adalah Rumah Sempit Sangat Sederhana Sekali Sehingga Sulit Senggama

jatuh dari sepeda - biasa
jatuh dari motor - lumayan sakit
jatuh dari mobil - bego berarti

Perjuanganku seperti Mario Bros, harus bantai naga dan monster kura2 buat dapet Tuan Putri #eaa

SUKSES adalah seberapa hokinya anda dalam taruhan piala dunia 

Mukamu imut, tangan mu halus, kakimu sexy, badanmu . . . Kekar !!!

Cintaku ke kamu kan cuma stengah-stengah. Ya kira2 setengah mati gitu deh.

Who said english is easy to learn? if u say it, please answer the question and fill the blank with "Yes" or "No".
Q: _______, I am a Pig.

Status Facebook Lucu


menurut kabar burung, temen ane sakit..
menurut kabar, burung temen ane sakit.. 

Anda saat ini sedang membaca status pria dengan
pesona yang memiliki daya tarik seperti magnet .......wanita yang
bersuami dan memiliki pacar dilarang keras untuk komen distatus ini.

Status:Jika aku kumbang kamu jadi bunganya
Komen:Kalau Begitu,Jika aku yang hutang kamu yang bayar

Status=Cinta itu ibarat bunga yg menebarkan wangi kehidupan kepada pengagumnya
Komen=tapi,bagaimana kalau bunganya bunga bangkai

status=ukuran dari kadar cinta adalah keseriusan
komen=memang sekilonya brp?

MAAF, KAMI TIDAK MELARANG ANDA MEROKOK DISINI, TAPI MOHON ASAPNYA DITELAN!!

CLBK : Cuma Liat Beli Kaga

Datang tak diundang, pulang tak berkutang

SUSAH BERNAFAS? HUBUNGI KAMI KAMI MELAYANI: -PETI MATI -TERSEDIA PAKET PLUSPLUS *KARANGAN BUNGA *DAN KOSTUM KIRIM REG MAKAM KIRIM KE: KUBURAN "ANDA TEWAS, KAMI PUAS"

Kata Ustadz..cintailah tetangga asal jangan sampai ketangkap basah

Jika hidupmu dalam kegelapan, berdoalah. Karena hanya dengan doa hidupmu akan tenang dan terang. Namun jika engkau sudah berdoa dan suasana disekitarmu masih gelap, berarti anda belum BAYAR LISTRIK

Cinta ditolak, Uya Kuya bertindak. Yaa jelas lahh, Uya Kuya kan Bapaknya cinta

tips d saat pagi hari agar kta selamat :
1.jgn memanjat tiang listrik.
2.jgn minum baygon. 
3.jgn tidur d tengah jalan raya.

Hari ini aku kangen banget sama kamu, aku sangat merindukanmu, aku ingin kamu kerumahku, PLEASE balik sama aku karena aku benar2 butuh seorang PEMBANTU!

Puluhan siswa-siswi terlibat baku tembak di lapangan sebuah SMA. Mereka saling menyatakan cinta.

Nah gimana gay? lucu kan?!(sambil bawa golok). semoga dengan Status fb lucu ini kalian bisa terhibur, tapi inget ya meskipun kalian sudah terhibur jangan sekali sekali menjadi wanita penghibur,apalagi cowok penghibur, kakek kakek penghibur dan sejenisny #ups. salam

Semoga Terhibur :)